Thursday, November 8, 2012

Refleksi diri: Perang Tabuk, Antara Yang Taqwa dan Yang Munafik

Assalamua’laikum wbt,

Sekadar perkongsian, semoga bermanfaat.

Perang tabuk, sebuah peperangan yang di pimpin Rasulullah untuk menghadapi bangsa Romawi, sebuah peperangan yang menjadi sebuah pembeda antara mereka yang taqwa dan yang munafik. Perang ini dilakukan oleh Rasulullah pada masa-masa sulit bagi kaum muslimin saat itu, dimana cuaca yang sangat panas sekali, musim kemarau, dan pada saat itu pula buah-buahan mulai ranum sehingga menyebabkan orang-orang lebih suka pada tempat-tempat mereka berteduh daripada ikut berperang bersama Rasulullah.

Kondisi inilah yang telah membuat sebagian kaum muslimin yaitu orang-orang munafik lebih memilih tinggal di rumah-rumah mereka daripada pergi berperang, Padahal perang yang akan dilakukan oleh Rasulullah tersebut membutuhkan bala tentara yang cukup besar karena Beliau akan menghadapi bangsa Romawi yang dalam jumlah besar pula. Pada perang kali ini sikap Rasulullah tidak lah biasanya sebagaimana ketika akan perang pada perang-perang sebelumnya, dimana pada perang-perang sebelumnya Rasulullah selalu merahasiakan tentang peperangan yang akan di tuju namun pada perang Tabuk ini Rasulullah menjelaskannya kepada kaum muslimin tidak lain adalah agar kaum muslimin bersiap-siap karena peperangan yang akan dilakukan itu akan menempuh perjalanan yang panjang, masa-masa yang sulit, dan banyak musuh yang ingin beliau tuju.

Kondisi yang sangat sulit tersebut menyebabkan dari kaum muslimin banyak yang meminta izin kepada Rasulullah untuk tidak ikut berperang dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah Al-jadd bin Qais dari Bani Salamah. Suatu ketika saat kaum muslimin tengah bersiap-siap untuk pergi berperang, Rasulullah bersabda kepada Al-jadd “Hai al-jadd apakah tahun ini engkau ikut memerangi orang-orang berkulit kuning (Romawi)? Al-jadd berkata, “Wahai Rasulullah berilah aku izin dan engkau jangan menjerumuskanku kedalam fitnah. Demi Allah, kaumku telah mengenaliku bahwa tidak ada orang laki-laki yang cepat tertarik kepada wanita daripada aku. Oleh karena itu, aku khawatir jika aku melihat wanita-wanita berkulit kuning, maka aku tidak sabar.” Rasulullah memalingkan muka dari al-jadd dan bersabda “aku mengizinkan”.

Dalam riwayat tersebut terlihat jelas sebuah alasan yang dibuat oleh orang-orang munafik agar lepas dari beban untuk ikut serta dalam perang Tabuk. Sehingga tentang al-jadd ini turunlah firman Allah Ta'ala dalam surat

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ ائْذَنْ لِي وَلَا تَفْتِنِّي ۚ أَلَا فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا ۗ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ

Di antara mereka ada orang yang berkata: "Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah". Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.(At-taubah:49)

Tidak sampai disitu saja, orang-orang munafik itu pun selain mencari-cari alasan untuk tidak ikut berperang mereka juga memprovokasi orang-orang mukmin lainnya agar untuk tidak ikut berperang juga. Memang seperti ini lah watak dari golongan munafik yang terkadang justru lebih membahayakan dari pada kaum kafir dzimmi, yang mereka bagai duri dalam daging.

Namun pada perang tabuk ini juga telah menunjukan siapa saja orang-orang yang benar-benar taat kepada Allah dan Rasul-Nya yang memiliki keimanan yang tinggi yang mereka rela menginfaqkan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka lebih memilih keridhaan Allah dan Rasul-Nya daripada kebun-kebuh mereka yang tengah berbuah atau rumah-rumah tempat berteduh mereka yang nyaman. Di antara mereka adalah sahabat Rasulullah Ustman bin Affan Ra yang menginfaqkan hartanya sebanyak seribu dinar untuk keperluan tentara yang mengalami kesulitan pada perang Tabuk. Hingga Rasulullah bersabda “Ya Allah, ridhailah Ustman, karena aku ridha kepadanya”. Dalam suatu kisah yang lain bahkan ada para sahabat yang sampai menangis lantaran mereka tidak dapat ikut berperang dengan Rasulullah. dalam kisahnya ada 7 orang sahabat yang datang kepada Rasulullah, setelah bertemu dengan Rasulullah mereka semua meminta Rasulullah untuk membiayai persiapan jihad mereka karena mereka orang-orang miskin. Namun Rasulullah menjawab dalam sabdanya "Aku tidak mempunyai apa-apa untuk membiayai jihad kalian".

Lalu mereka pun keluar dalam keadaan sedih dan menangis lantaran tidak dapat ikut serta dalam peperangan tersebut. Dalam perjalanan dari rumah Rasulullah mereka berjumpa dengan Ibnu Yamin. Ibnu Yamin yang pada waktu itu berpapasan dengan mereka melihat mereka menangis lantas bertanyalah Ibnu Yamin "kenapa engkau menangis?" mereka menjawab "Kami datang kepada Rasulullah untuk meminta beliau membiayai persiapan jihad kami, namun Rasulllah tidak memiliki apa-untuk membiayai kami,karena kami tidak mempunyai bekal untuk berangakat berperang". Kemudian Ibnu Yamin memberikan 2 untanya dan beberapa kurma untuk mereka dan setelah itu mereka pun ikut serta bersama Rasulullah dalam peperangan.

Selain dari mereka juga ada 3 orang sahabat yang dikenal baik keislamanya dan mereka bukan lah seorang yang dikenal sebagai orang yang munafik. Salah satu dari mereka adalah Ka'ab bin Malik Ra. Sejak islamny Ka'ab bin malik, ia tidak pernah ketinggalan sekali pun dalam setiap peperangan kecuali pada perang badar. namun pada perang Tabuk ini ia tidak ikut serta bersama yang lainnya untuk pergi berperang. Hal ini disebabkan lantaran pada masa-masa perang Tabuk itu Ka'ab bin Malik sedang dalam kondisi kaya Raya dan juga di dukung dengan keadaan dimana buah-buahan telah ranum dan tempat berteduh diminati banyak orang sehingga ia menunda-nunda untuk melakukan persiapan untuk ikut dalam perang Tabuk tersebut. Hal itu terjadi terus menerus sampai-sampai pasukan telah siap untuk berangkat pergi berperang. Dalam kondisi itu Ka'ab bin Malik berkata pada dirinya "aku akan bersiap-siap besok atau besok lusanya, kemudian aku akan menyusul mereka". Setelah kaum muslimin berangkat, Ka'ab bin malik keluar rumah untuk bersiap-siap dan bertekad akan menyusul rombongan kaum muslimin namun ia tidak jadi dan menundanya pada keesokan harinya, pada hari berikutnya pun ia tunda lagi sampai berhari-hari kemudian ia sama sekali belum bersiap-siap hingga kaum muslimin telah berjalan jauh dan tidak terkejar lagi. Hingga pada akhirnya ia pun tidak jadi berangkat dan tetap berada di madinah.

Pada suatu pagi Rasulullah beserta Rombongan kaum muslimin telah pulang dari berperang, dan sudah menjadi kebiasaan Rasulullah setiap setelah pulang dari perjalanan beliau langsung menuju masjid dan shalat 2 rakaat lalu keluar duduk-duduk bersama penduduk lainnya. pada saat itu para orang-orang munafik pun berbondong-bondong mendatangi Rasulullah yang jumlahnya sekitar 80 orang, mereka bersumpah kepada beliau dan meminta udzur atas ketidak ikut sertaan. Namun Ka'ab bin Malik tidak melakukan hal serupa, ia datang kepada Rasulullah dan menceritakan dengan jujur perihal ketidak ikut sertaannya dalam berperang. Setelah menceritakan perihal ketidak ikut sertaannya kepada Rasulullah, Rasulullah bersabda "Adapun orang ini(Ka'ab bin Malik) berkata benar. Berdirilah dan pulanglah hingga Allah memberi putusan tentang dirimu". Tidak lama setelah itu Rasulullah memberikan perintah kepada orang-orang untuk tidak berbicara dan menjahui Ka'ab bin malik beserta 2 sahabat yang lainnya yang juga berperilaku sama sebagaimana Ka'ab.

Mereka dalam kondisi seperti itu selama 50 malam, dalam kondisi itu Ka'ab bin malik beserta 2 sahabat lainnya merasakan seakan akan tidak mengenal lagi dengan dunia ini. Dalam pengasingan tersebut 2 sahabat lainnya lebih memilih berdiam di rumah sampai keputusan Allah turun, namun tidak bagi Ka'ab bin Malik yang tetap keluar rumah, ke pasar, dan juga berjamaah ke masjid namun tidak seorang pun mau berbicara dengannya. pernah suatu saat, ketika ia ke masjid melihat Rasulullah, lantas ia mendekati Rasulullah dan mengucapkan salam kepada beliau sambil berharap Rasulullah menjawab salamnya, kamudia Ka'ab mengerjakan shalat di samping Rasulullah guna mencuri-curi pandangan kepada beliau. Jika Ka'ab mengerjakan shalat Rasulullah melihatnya tapi ketika ia menoleh maka Rasulullah memalingkan wajahnya. Hal tersebut terus terjadi hingga hari ke-40, pada hari ke-40 seorang utusan Rasulullah datang kepada Ka'ab dan 2 sahabat yang lainnya menyampaikan kepada mereka untuk menjahui istri-istri mereka pula. Hal itu berlangsung 10 hari, hingga pada pagi hari pada hari ke-50 Ka'ab keluar rumah untuk menunaikan shalat shubuh dan setelah itu ia pergi ke gunung sala' dan mendirikan tenda disana. Tiba-tiba seorang penyeru berteriak keras "Hai Ka'ab bin Malik bergembiralah!", seketika itu Ka'ab bersujud karena solusi telah tiba. Rasulullah mengumumkan diterimanya taubat Ka'ab bin Malik beserta 2 orang sahabat yang lain. (Oleh Firdaus, BKLDK Malang)

Refleksi diri:
Buat perkongsian dan peringatan diri. 

-Tertarik untuk kaji kisah ini apabila diizinkan Allah membaca tafsir surah at-tawbah 75-93. Rasa gerun dan takut kalau termasuk dalam golongan yang disebut dalam ayat ini. Lagi sedih jika ayat ini diturunkan kepada kita.

-Jadi, bagaimana setelah membaca kisah di atas?
Sekarang kita hubungkan dengan kehidupan saat ini. Kalau Ka’ab bin Malik tidak hadir perang, kalau kita saat ini kita hubungkan dengan amanah-amanah kita. Bagaimana sikap kita ketika mendapat seruan untuk dakwah? Bagaimana sikap kita ketika mendapatkan amanah? Apakah kita memiliki ruhul istijabah dan bersegera untuk melaksanakannya? Apakah justru sebaliknya kita merasa enggan, malas dan akhirnya tidak berangkat seperti kisahnya Ka’ab bin Malik itu?

Kondisi yang dialami Ka’ab bin Malik saat itu adalah contoh kondisi ketika mengalami futur, ketika kondisi keimanannya lemah. Ka’ab bukan termasuk golongan orang munafik yang mengudzurkan dirinya untuk tidak ikut perang dengan berbagai alasan. Tetapi beliau jujur kepada Rasulullah menyadari kesalahannya dan bertaubat. Beliau segera bangkit dari kondisi futurnya dan ikhlas menerima hukuman apapun. Bagaimana dengan diri kita? Apakah kita akan mengudzurkan diri kita dengan berbagai alasan ketika kita diberi amanah, padahal alasan sebenarnya karena kemalasan kita. Apakah kita akan menyalahgunakan kepandaian kita untuk membuat-buat alasan. Apakah kita sering tidak datang syuro tanpa alasan yang syar’i karena kita malas atau mendahulukan yang lain yang tidak penting. Atau mungkin datang tapi sengaja lewat karena menunda-nunda keberangkatannya tanpa ada uzur apapun. Padahal dalam sebuah ayat Al Qur’an, kita disuruh untuk berangkat jihad dalam keadaan merasa berat maupun ringan. kita semak surat At-Taubah:41-49.
Dan bagaimana pula sikap kita jika kita ditegur terhadap kekhilafan kita? Apakah kita akan ikhlas menerimanya dan berusaha memperbaikinya serta bersikap tajarud seperti halnya Ka’ab ataukah kita justru murung, merasa kecewa dan akhirnya keluar dari jalan ini. 

Tetapi jika ada saudara kita yang melakukan kekhilafan atau futur seperti Ka’ab dan dua orang sahabatnya itu jangan kita memperlakukan saudara kita seperti mereka, mengasingkan sampai 50 hari gitu dan semakin terperosok dalam kefuturan dan akhirnya malah semakin berguguran di jalan dakwah. Wallahu a’alam bishowab.

p/s: maaf bahasa Indonesia.

Jangan dilihat pada siapa yang menyampaikan, lihat apa yang disampaikan. Kerana diri ini juga tidak sempurna dan banyak kelemahannya. Sesungguhnya apa yang dikatakan akan diuji, tetapi jika tiada siapa yang menyampaikan, maka tiadalah dakwah. Semoga Allah permudahkan segala urusan kita. 
Wassalam.

Rujukan:
-http://dakwahkampus.com/nafsiyah-islamiyah/kisah/1440-perang-tabuk-antara-yang-taqwa-dan-yang-munafik.html
-http://embuntarbiyah.wordpress.com/2007/07/13/kisah-ka%E2%80%99ab-bin-malik-dalam-perang-tabuk/#comment-1039
-http://ms.wikipedia.org/wiki/Perang_Tabuk
-buku golongan tercicir.



cerita hati~ cinta makhluk, cinta Allah

Bismillahirrahmanirrahim,
Sekadar perkongsian satu cerita hati, buat pedoman..

Sabtu petang yang mendung, Siti duduk seorang diri merenung masa depan dan silam di bilik asramanya. Rasa diri lemah dan tidak bersemangat sekali. kepala penuh dengan masalah-masalah yang tiada kesudahan dan serabut sekali, sakit kepala mula berdenyut-denyut. secara automatik, air mata ini jatuh berderai dan laju. Ingin meratap dan meraung, 'kenapa daku dijadikan begini, kenapa daku diuji seperti ini, kenapa tiada siapa yang mengasihaniku, kenapa tiada siapa yang sudi bersama ketika daku kelukaan dan kesusahan!'. Hati Siti menjerit kuat dengan pelbagai persoalan-persoalan yang kadang-kadang seperti orang yang dalam kekecewaan yang amat sangat. iman sudah terbang jauh rasanya. tangisannya di bilik asrama dirasakan kuat sekali, tetapi nasib baik tiada sesiapa yang tahu, melainkan Allah dan Siti sendiri sendiri.


sayup-sayup azan asar berkumandang dari pusat islam kampusnya,

bagaikan mendapat kekuatan untuk terus ke bilik air dan terus menunaikan solat. solatnya penuh dengan hiba dan sendu sedan. cuba difokuskan solat itu dan cuba sekusyuk mungkin.. usai solat, air mata tumpah lagi. kini cuba dicapaikan al-quran di rak mejanya. cuba dibaca, tetapi penuh dengan sebak dan sendu. dipandang sahaja ayat-ayat al-quran itu..'ya Allah, kenapa engkau uji daku sebegini.. ya Allah, ampunilah dosa-dosa hambaMu ini, tabahkan dan kuatkan hatiku ini', bisik hati Siti. hatinya terus beristighfar.

Dicapainya telefon dan cuba mendail adiknya yang paling rapat, tetapi tidak jadi.. kerana hati siti sudah tidak sanggup menyusahkan adik itu lagi, teman rapatnya itu, kerana siti tahu, adiknya juga ada masalah tersendiri. lalu teringatkan pada sahabat yang selalu berkongsi rasa hati dan pendapat. kerana mereka mempunyai masalah yang sama, dan sekarang siti cuba berubah menjadi seperti dia. sahabatnya semakin kuat dan sentiasa tidak jemu memberi kata-kata nasihat dan motivasi. lalu telefon diambil lagi :


Siti: 'salam, anis.. apa khabar?.. saya rasa sedih sangat, kepala sangat berdenyut-denyut ni..hati ni rasa sedih sangat.. kalau awak ada kat sini, mesti dah lama saya pergi dekat awak...hmmm T_T'


Anis:'Wassalam, Alhamdulillah bi khair, =) kenapa sedih-sedih?..


Siti: kenapa saya diuji dengan ujian perasaan ini, kenapa saya asyik ingat kat adik saya..dia tak ingat kat saya pun.. saya rasa seperti tidak diendahkan dan ditinggalkan..


Anis: Allahurabbi, selawat atas Nabi S.A.W, ujian selayaknya untuk awak dengan penuh alhikmah disebaliknya. Siti, saya suggest untuk siti jangan hubungi dia boleh?


Siti: Anis.. saya tengah cuba.. cuma bila berbicara sahaja mesti ada yang tak kena. selalunya saya yang akan rasa sedih.. saya terasa dengan kata-kata adik saya. tapi jauh sudut hati saya, saya rasa adik saya berubah dan dalam keadaan tertekan. saya juga tertekan bila dia buat macamni kat saya..


Anis: Siti, sebab siti tahu dia tertekanla siti kena stop hubungi dia, dia nak siti tak hubungi dia lagi, ada masa perpisahan itu adalah yang terbaik.. ada dalam hadis, saya tak igt sepenuhnya. kalau siti sendiri tertekan macamana siti nak bantu dia, siti kena tahu 5 bahasa kasih sayang, ada caranya mengikut orang yang berbeza. siti, saya duduk ditempat siti, exactly the same, memang saya tahu apa yang siti rasa, tapi percayalah ada solusi semua ini, jangan sampai siti zalimi diri sendiri, zalimi iman, dan amal siti kepada Allah disebabkan masalah ini. takde cara lain, stop hubungi dia for a while, cari ilmu dan kekuatan, menangis menatap rindu takde yang abadi siti.. Im talking from my heart, if i can be there for u..Subhanallah..


Siti menangis teresak lagi, seperti mendapat sekali lagi siraman tarbiyah dari Allah... duduk berteleku dan bermunajat kepadaNya sebanyak-banyaknya.


usai Solat Isya', dicapai telefon sekali lagi,


Siti: Assalamua'laikum, Alhamdulilllah syukur.. saya bersyukur Allah ingatkan semula apa yang saya lupa melalui awak.


Anis: Waalaikumussalam, insya Allah, ada hikmahNya. just give everything for Him, He will give everything for u.. jom cari ilmu dan kekuatan. jangan sedih-sedih lagi yer.. awak bantu diri awak, baru dapat bantu orang lain.. sharing is caring. (^_^)


Siti: =')


nota:


-mujahadah itu semestinya pahit, semestinnya kemanisan akan dicapai pada penghujungnya.

mungkin apa yang baik bagi kita, tetapi tidak baik disisi Allah..

-Dalam melahirkan kasih sayang perlu ada cara dan cara Rasulullah SAW ada qudwah terbaik untuk kita.

mari kita kaji dan amalkan segala sunnah Baginda S.A.W.

-akhir kata, KESEDERHANAAN itu adalah lebih baik, kerana disitu ada nilai dan hikmah yang tersendiri.


-ok, nasihat kat diri sekali lagi, jangan sedih-sedih.. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar.. ada yang masih sayang, Allah..


(^_^)


Sunday, November 4, 2012

..:: GARISANMU by Izzat mahadi, Hafiz Hamidun ::..


Berkali-kali cuba ku hampiri
Garisan penamat usaha
Merentang di depan mata

Bertali arus langkahku tak terus
Garisan ku 
rasakan halus
Tak bisa ku tembus

Pemisahnya cuma aku
Dan doa pada diri Mu
Antara putus asa sia-sia
Atau terus mara membara

Oh

Ya Rabbi Ya
Bantulah hambaMu
Ya Rabbi Ya
Luruskan hatiku
Ya Rabbi Ya
Kupinta hidayahMu
Meneruskan sisa usiaku

Ya Rabbi Ya
Hanya kepadaMu
Ya Rabbi Ya
Tempatku mengadu
Ya Rabbi Ya
Kupinta rahmatMu
Melimpahi (kehidupanku)

Hidup dan matiku
Semua hanyalah untukMu
Allah Tuhanku yang Satu

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails