Friday, December 30, 2011

ASMAUL HUSNA~Atas namamu aku merintih

Ya Allah Ya Aziz yang Maha Perkasa,Ya Qawiyyu yang Maha Kuat dan Ya Matin yang Maha Teguh dan Sempurna KekuatanMu, tiada yang lebih perkasa dan kuat melainkan Engkau Ya Allah. Diriku ini hanyalah hamba kepadaMu Ya Khalik  dan kerana itulah diri ini sentiasa merasa lemah dan tidak berdaya.

HambaMu ini memohon kepadaMu Ya Aziz, Ya Qawiyyu dan Ya Matin  kekuatan jiwa untukku hadapi segala rintangan dan ujian hidup ini  kerana dengan kekuatanMu daku dapat mengatasi segala masalah  dan kesulitan didalam hidup.

Ya Allah Ya Ba'ith yang Maha Membakar Semangat, bakarlah semangatku untuk berusaha bagi menghadapi rintangan dan ujian.

HambaMu ini sedar Ya Allah, Engkau ingin menjadikan aku umpama berlian yang sangat bernilai dan berharga.Sesungguhnya Ya Allah,aku sedar yang berlian dicipta dengan penuh tekanan yang amat dahsyat dan memakan masa yang amat lama sehingga terjadinya berlian yang sangat cantik dan berharga. Aku sedar proses tekanan dan ujian ini mesti dilalui kerana Engkau Ya Rahman Ya Rahim ingin menaikkan martabatku hampir kepadaMu dan ianya mesti dilalui oleh setiap manusia yang hebat.

Aku yakin Engkau Ya Aziz tentu akan menguatkanku dan membangkitkan semangatku.
Engkau Ya Wahhab yang Maha Pemberi, Ya Mujib yang maha Mengabulkan, kabulkanlah permintaan hambaMu ini..


sumber:
-ASMAUL HUSNA~Atas namamu aku merintih
-Dr Wan Maseri
-BAB 6-menguatkan jiwa dengan bantuan Ya Aziz, Ya Qawiyyu, Ya Matin,& Ya Ba'ith




Tuesday, December 20, 2011

Kisah Uwais al-Qarni.. TAK TERKENAL DI BUMI, TERKENAL DI LANGIT

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan, tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit. Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata Allah memberi izin dia untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan karenanya.Dia adalah “Uwais al-Qarni”.

Ia tak dikenal banyak orang dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai macam umpatan dan penghinaan lainnya.Seorang fuqoha’ negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya, memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik, karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya seraya berkata :“Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari mencuri”.Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.

Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya. Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur. Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya kebenaran.Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung. Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan cara kehidupan Islam. Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah “bertamu dan bertemu” dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum.Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.

Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya.Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa.Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi SAW di Madinah.

Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan Uwais, dan berkata:“Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”.Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman. Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya.

Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina ‘Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang.Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi SAW dari medan perang. Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas pulang”.Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemahuannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan perasaan haru.
Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun. Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.”Sesudah itu beliau SAW, memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi”.

Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama.Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka. Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka.Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qorni.Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman.

Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW. Memang benar ! Dia penghuni langit.Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, siapakah nama saudara ?“Abdullah”, jawab Uwais.Mendengar jawaban itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?”Uwais kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”.Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah:“Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”.Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata:“Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan istighfar dari anda”.Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan wang negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya.Segera saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.

Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar beritanya.Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh Uwais , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat.Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu.“Wahai waliyullah,” Tolonglah kami !” tetapi lelaki itu tidak menoleh.Lalu kami berseru lagi,” Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!”Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang terjadi ?”“Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan dihantam ombak ?”tanya kami.“Dekatkanlah diri kalian pada Allah ! ”katanya.“Kami telah melakukannya.”“Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim!”Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu orang itu berkata pada kami ,”Tak apalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat”.“Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? ”Tanya kami.“Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat.Kemudian kami berkata lagi kepadanya, ”Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir.” “Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?” tanyanya.“Ya,”jawab kami.Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat di atas air, lalu berdo’a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan.

Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang tertinggal.Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, “ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan sayyidina Umar r.a.)Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang.

Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang.Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi tapi menjadi terkenal di langit.

sumber: fb muhammad afif yahya al-berlisi

Sunday, December 11, 2011

Ya Rabb.. hambamu ini...

Tuhanku,
Aku hanyalah sebutir pasir di gurun-MU yang luas
Aku hanyalah setitis embun di lautanMU yang meluap hingga ke seluruh samudra
Aku hanya sepotong rumput di padangMU yang memenuhi bumi
Aku hanya sebutir kerikil di gunung MU yang menjulang menyapa langit
Aku hanya segugus bintang kecil yang redup di samudera langit Mu yang tanpa batas

Tuhanku,
Hamba yang hina ini menyedari tiada ertinya diri ini dihadapanMU
Tiada Engkau sedikitpun memerlukan akan tetapi …
hamba terus menggantungkan segunung harapan pada MU

Tuhanku…
baktiku tiada erti, ibadahku hanya sepercik air
Bagaimana mungkin sepercik air itu dapat memadamkan api neraka MU
Betapa sedar diri ini
begitu hina dihadapanMU
Jangan jadikan hamba hina dihadapan makhlukMU
Diri yang tangannya banyak maksiat ini,
Mulut yang banyak maksiat ini,
Mata yang banyak maksiat ini…
Hati yang telah terkotori oleh noda ini…memiliki keinginan setinggi langit
Mungkinkah hamba yang hina ini dapat menatap wajahMu yang mulia???

Tuhanku…
Kami semua fakir di hadapanMU bahkan kikir dalam mengabdikan diri kepada MU
Semua makhlukMU meminta kepada MU dan pintaku….
Ampunilah aku dan sudara-saudaraku yang telah memberi erti dalam hidupku
Berikanlah mereka kejayaan serta permudahkanlah urusannya
Mungkin tanpa kami sedari , kami melanggar aturanMU
Ampunilah kami...pertemukan kami dalam syurga MU dalam bingkai kecintaan kepadaMU

Tuhanku….Siangku tak selalu dalam iman yang teguh
Malamku tak senantiasa dibasahi airmata taubat,
Pagiku tak selalu terhias oleh dzikir pada MU
Begitulah si lemah ini dalam upayanya yang sedikit
Janganlah kau cabut nyawaku dalam keadaan lupa pada Mu
Atau….dalam maksiat kepadaMU
“Ya Tuhanku Tutuplah bagi kami dengan sebaik-baiknya penutupan !!”

sumber: sunnah pejuang.. 

hadith yang menarik untuk kita ingat dan amalkan.

Assalamualaikum wbt,

Rasulullah (Sallallahu alaihi wasallam) bersabda : 'Bila seseorang lelaki itu mati dan saudaranya sibuk dengan pengebumiannya, berdiri lelaki yang betul-betul kacak di bahagian kepalanya. Bila mayatnya dikapan, lelaki itu berada di antara kain kapan dan si mati.

Selepas pengebumian, semua orang pulang ke rumah, 2 malaikat Mungkar dan Nakir, datang dalam kubur dan cuba memisahkan lelaki kacak ini supaya mereka boleh menyoal lelaki yang telah meninggal itu seorang diri mengenai ketaatannya kepada Allah. Tapi lelaki kacak itu berkata, Dia adalah temanku, dia adalah kawanku. Aku takkan meninggalkannya seorang diri walau apa pun. Jika kamu ditetapkan untuk menyoal, lakukanlah tugasmu. Aku tidak boleh meninggalkannya sehingga aku dapati dia dimasukkan ke dalam Syurga.'

Selepas itu dia berpaling pada temannya yang meninggal dan berkata,'Aku adalah Al-Quran, yang mana kamu membacanya, kadang-kadang dengan suara yang nyaring dan kadang-kadang dengan suara yang perlahan. Jangan bimbang. Selepas soal siasat dari Mungkar dan Nakir, kamu tidak akan bersedih.'
Selepas soal siasat selesai, lelaki kacak mengatur untuknya daripada Al-Mala'ul A'laa (malaikat dalam Syurga) tempat tidur dari sutera yang dipenuhi bauan kesturi

Rasulullah (Sallallahu alaihi wasallam) bersabda :'Di hari pengadilan, di hadapan Allah, tiada syafaat yang lebih baik darjatnya daripada Quran, mahupun dari nabi atau malaikat.'

Sila sebarkan Hadis ini kepada semua .......kerana
'Sampaikan pengetahuan dari ku walaupun hanya satu ayat.'
Saat Anda membawa Al-Quran, syaitan biasabiasa saja...tengok je..
Saat Anda membukanya, syaitan mulai curiga.
Saat Anda membacanya, ia resah dan gelisah.
Saat Anda memahaminya, ia kejang kejangan.
Saat Anda mengamalkan Al-Qur'an dlm kehidupan sehari-hari.ia stroke...Teruskn membaca & mengamalknnya agar syaitan terus stroke .

Saat Anda ingin menyebarkan pesanan ini, syaitan pun mencegahnya. Syaitan kata "jgn SEBARKAN, kerana ia tidak penting langsung.

Fajar Kemenangan kian menyinsing...

Hamba berhajat untuk menjaga hablum minannas dan tunjangnya ingin melamar redha Yang Esa , jadi lihatlah apa yang disampaikan (what), jangan dilihat pada diri yang menyampaikan (who). Jika baik ambillah, jika salah bicaralah secara beriman.

Assalamualaikum, alhamdulillah segala pujian bagi Allah dan rasulNya.
sedikit perkongsian tentang apa yang telah berlangsung di IJTIMAK TARBAWI PILIHANRAYA 2011-
10 Disember 2011.
antara yang telah berlangsung adalah:
1-ucaptama tuan guru nik aziz-teguhkan jamaah, teruskan jihad
2-kertas kerja 1- peranan tarbiyyah kepada petugas piihan raya- ustaz idris ahmad
3-kertas kerja 2- jihad dan penghayatannya-bertekad memenangi PRU13- YB Dato' ustaz haji abdul halim abd rahman
4-amanat presiden.
5-majlis bai'ah

1-ucaptama dari YAB Tuan Guru Nik Aziz. 'teguhkan jemaah,teruskan jihad'

Bismillah,surah yang pertama disebut adalah surah (at-taubah 41-42) yang bermaksud,
Pergilah kamu beramai-ramai (untuk berperang pada jalan Allah), sama ada dengan keadaan ringan (dan mudah bergerak) ataupun dengan keadaan berat (disebabkan berbagai-bagai tanggungjawab); dan berjihadlah dengan harta benda dan jiwa kamu pada jalan Allah (untuk membela Islam). Yang demikian amatlah baik bagi kamu, jika kamu mengetahui.Kalau apa yang engkau serukan kepada mereka (wahai Muhammad) sesuatu yang berfaedah yang sudah didapati, dan satu perjalanan yang sederhana (tidak begitu jauh), nescaya mereka (yang munafik itu) akan mengikutmu; tetapi tempat yang hendak dituju itu jauh bagi mereka. Dan mereka akan bersumpah dengan nama Allah dengan berkata: “Kalau kami sanggup, tentulah kami akan pergi bersama kamu”. (Dengan sumpah dusta itu) mereka membinasakan diri mereka sendiri, sedang Allah mengetahui bahawa sesungguhnya mereka itu orang-orang yang berdusta (tentang tidak sanggupnya mengikutmu)...Allahurabbi..
>>kewajipan jihad dijalan Allah SWT,ia merangkumi jihad harta benda, pendidikan,kenegaraan, dakwah dengan lisan, penulisan dan sbgnya. dalilnya
al-baqarah-249,251,-al-maidah- 24
>>perjuangan PAS adalah jihad. hari ini kita dihadapkan sistem demokrasi pada yang asasnya tidak wujud pada zaman Rasulullah SAW. ruang yang ada dalam demokrasi memberi ruang bagi terlaksananya cita-cita perjuangan PAS iaitu menegakkan agama Allah SWT.contohnya perlaksanaan pengharaman judi dan arak di Kelantan..
>>teguhkan jemaah, bersiap menuju Putrajaya
apa yang penting pada hari ini, marilah kita sama-sama meneguhkan komitmen kita kepada jemaah, dan meneruskan perjuangan untuk menegakkan syariat Islam. fajar kemenangan semakin menyinsing. sekular yang menguasai umat islam dinegara ini semakin sesak bernafas.bekalan oksigen hanya pada huluran wang diberikan menjelang musim pilihanraya. mereka umpama bahtera yang sedang retak berlayar ditengah lautan ombak yang mengganas. lambat laun bahtera ini pasti akan tenggelam.tinggal lagi kita adakah kita bersiap sedia untuk muncul bahtera pengganti. jika tidak ada dikalangan kita yang menebuk kapal,insya Allah perjuangan ini pasti akan berjaya. semoga perjuangan PAS menggantikan UMNO selaku parti tunjang Melayu dan ISLAM dibumi malaysia ini diberikan kejayaan oleh Allah SWT.

2.kertas kerja 1 - Ustaz Idris Hj Ahmad [ Peranan Tarbiyyah kepada petugas pilihan raya]

antara isi penting dala kertas kerja ini-
1-beriman dengan fikrah perjuangan Islam, [al-ankabut: 1-3]

2-memahami agama ISLAM dengan baik.
mesti memahami agama islam dengan baik, maka dapat memberi petunjuk kepada orang lain.justeru perlu menguasai tentang agama Allah kerana ia tidak akan dapat memberikan petunjuk ke jalan Allah, jika ia sendiri gagal memahami Islam yang sebenar. sekurang-kurangnya perkara asas ia mesti mengetahui kerana ia hendak meyakinkan orang kepada yang kita bawa adalah perjuangan suci yang bukan menjanjikan kebendaan,sebaliknya menjanjikan perkara sam'iyat.

3-bersifat IKHLAS

Allahurabbi...
kerja pilihanraya tidak boleh bergerak seandainya tidak ada semangat ikhlas dikalangan anggota dan pimpinan. semangat ikhlaslah yang berjaya dilahirkan dalam tarbiyyah PAS  sehingga mereka berjuang bukan kerana individu tetapi kerana islam dan jamaah. seperti mana wasiat Allahyarham Prof. Zulkifli Mohammad pada 1964:

'saya perlu memberitahu saudara satu daripada syarat kejayaan bagi satu perjuangan ialah keikhlasan. kita mungkin bodoh, mungkin jahil, mungkin tidak tahu apa, mungkin tidak kuat. tetapi keikhlasan ada pada kita, maka ada harapan cita-cita ini dalam dapat dilaksanakan. tidak ada gunanya kita cerdik, pandai, kuat, sekiranya kita tidak ikhlas apa yang diperjuangkan. kita sucikan tujuan kita kepada itu. kita ketepikan kepentingan yang lain dari itu, ini perlu pada kita. keikhlasan yang tidak ada belah bahaginya lagi. keikhlasan yang tidak mengira yang lain selain dari apa-apa yang kita tuju di dalam perjuangan asal kita. kejayaan orang yang dahulu pada diri kita, semuanya adalah pada keikhlasan. amat perlu keikhlasan ini, kita tanam, kita pupuk pada diri kita'
[mewarisi kepimpinan anbiya' 1991: 7]

4-muraqabah dengan Allah SWT.
melalui amalan-amalan sunat, beruzlah dari kesibukan dunia untuk mendapat ketenangan dan memohon supaya Allah memberi kekuatan dalam perjalanan dakwah. memperbanyakkan amalan fardiah supaya dalam membersihkan diri dan jiwa dengan membaca al-quran, berzikir, solat sunat kesemuanya ini akan membuahkan keikhlasan dalam diri ahli.

5-qudwah hasanah
kisah seorang yahudi zaid b saanah yang memberi hutang kepada Rasulullah SAW. sebelum 2 3 hari tempoh pembayarannya,beliau datang bersama sahabat dan bertindak kasar dan caci nista untuk meminta hutang. saidina umar yang ada waktu itu mahu memancung si lelaki tersebut, baginda SAW melarang sebaliknya menyuruh saidina umar menjelaskan hutang dan ditambah dengan 20 gantand tamar. yahudi itu hairan n bertanya kenapa.saidina umar memberi tahu sebagai ganti kepada perbuatan yang membuatkan yahudi itu gerun. akhirnya, yahudi itu memeluk islam dan sebahagian hartanya disedekahkan kepada umat muhammad SAW.

kita pernah dengar kisah seorang masuk PAS kerana melihat al-marhum ustaz Fadhil Nor sebagai presiden PAS berbaris dengan orang ramai walaupun ada orang menjemput beliau memotong giliran.

[al-baqarah: 44]
sabda Rasulullah SAW.
'beberapa orang dari penghuni syurga pergi (menemui) beberapa orang penghuni neraka, lantas mereka (penghuni syurga) bertanya: kenapa kamu masuk neraka, demi Allah kami tidak masuk syurga kecuali dengan apa yang kami pelajari dari kamu' mereka (penghuni neraka)pun menjawab: kami berkata (menyuruh) tetapi kami tidak buat'
Allahurabbi...

6-bekerja secara berjamaah

7-sabar
menarik manusia kepada bukan suatu perkara yang senang, kesemua itu memerlukan kesabaran..

perlu bersabar, almaklumlah semuanya bertugas secara sukarela, mungkin ada yang tercakap kasar, tersilap arahan, arahan yang disuruh tetapi tidak dilaksanakan dan lain-lain lagi perkara yang mendatangkan perasaan terguris..

8-meletakkan kepentingan jamaah melebihi kepentingan peribadi.
[al-ankabut:1-2]

9-bersifat tawadhu'
sifat yang terpenting yang membuatkan kita mudah untuk mendekati dengan masyarakat ialah rendah diri. kerana sifat takbur ia menjadi benteng penghalang masyarakat untuk rapat dengan dia malahan menjadi asing dikalanangan masyarakat.
tanda-tanda sifat takbur dalam berbagai bentuk:
-tidak mahu bergaul dengan orang miskin, sebaliknya suka memandang berat kepada golongan kaya dan orang kenamaan
-mengambil berat secara berlebihan dalam berpakaian
-tidak mahu berucap melainkan dalam perhimpunan yang dihadiri orang ramai
-menggunakan bahasa yang payah dan berbunga dengan berlebihan sehingga sukar difahami.
-kagum dengan diri sendiri dna membodohkan orang lain.

10-Disiplin dalam jamaah
saidina ali menyatakan 'kebenaran tanpa penyusunan akan dikalahkan oleh kebatilan yang tersusun'

11- lemah lembut dan pembelas kasihan
[al-imran :134]
'imam hassan al-banna: jadilah seperti pokok, manusia melontarkannya dengan batu tetapi dia melontar dengan buah'

12-memudahkan bukan menyusahkan
menerangkan islam dalam bentuk yang mudah supaya ia nampak rahmatnya Islam.
sabda nabi SAW:
'berjalanlah mengikut perjalanan orang yang paling lemah dikalangan kamu'
sabda nabi SAW:
'kamu permudahkan dan jangan persusahkan, berilah khabar gembira dan jangan kamu liarkan'

13- manis muka

14-pemurah

15- memberi khidmat kepada orang lain
Rasulullah SAW adalah orang yang duduk bersama dengan orang ramai dan mendengar percakapan mereka supaya dapat mengetahui permasalahan dan kemusykilan mereka. baginda bersabda:
'antara perkara yang memastikan dapat keampunan (dari Allah) ialah dengan engkau memasukkan kegembiraan kepada saudaramu yang muslim' -riwayat at-tabrani...

penutup- apa yang dibincangkan dalam kertas ini hanya 1% sahaja, manakala 99% adalah perlaksanaannya. semua ini hanya tinggal dalam bentuk tulisan sahaja jika kita tidak berusaha untuk mencapainya.

Thursday, December 8, 2011

kita tiada siapa sebenarnya.. hanya Diri sendiri & Allah..

Bismillahirrahmanirrahim, 

pada suatu petang 28 November 2011,ku menulis satu ayat dlm FB seperti ini:

orang yang kita kasihi dan sayang
akan datang dan pergi,
keluarga, saudara mara,guru dan sahabat,
akan datang dan pergi..
kerna itu sudah tertulis mereka akan pergi,
diri sendiri juga akan pergi sedikit masa lagi..
bagaimana bekal di kampung akhirat nanti,
berjayakah atau gagalkah?..

Allah..Allah..Allah..

Setelah dilalui hidup ini, sememangnya kita akan didatangkan orang yang baru dan orang lama akan pergi.. samada dia pergi jauh [berpindah] atau pergi ke kampung akhirat duluku.. memang sedih, pertama kali insan yang disayangi iaitu ayah pergi menemui Ilahi semasa Form 4. Rasanya pernah bertanya kepada mak kenapa Allah ambil ayah dulu, sedangkan orang lain masih ada ayah walaupun anak dia dah besar-besar.. waktu tu ku fikir dan sedar bahawa kematian akan datang bila-bila masa,tak kira berapa usia kita. bertitik tolak dari itu, ku bertekad mahu berubah dan mencari ilmu agama dengan lebih mendalam. keranaku sudah tahu kita akan melalui satu lagi fasa dan ke alam yang kekal. 

Perjalanan hidupku memang berwarna-warni.. ada kepayahan dan kegembiraan dalam hidupku.. dari alam persekolahan, kepada alam matrikulasi, kepada alam universiti dan alam separa kerjaya [sebab sambung belajar sambil kerja] 

Alam matrikulasi bermula segala titik tolak, ku berkenalan dengan sahabat-sahabat yang baik [sahabat yang mengamalkan agama] membawa ku ke arah mengenal pencipta.. disitu ukhwah terjalin dan rasa manis sangat.. tetapi terpaksa berpisah jua, kerana mahu mengejar cita-cita masing-masing.. ukhwah sentiasa terjalin. masih berhubung, tetapi banyak diemail dan group sahaja.

Alam universiti menongkah pelbagai rencah, lagilah berwarni warni..4 tahun setengah di alam ini. menangis, meraung,rebah, jatuh, ketawa, suka duka.. kadang-kadang di alam ini yang ku lebih mengingati detiknya.. bersama sahabat yang beriman dalam jangka masa yang panjang, bergerak sama-sama membawa risalah dakwah dibumi pahang. kadang-kadang menjadi 'ghuraba' dibumi kampus. ku belajar banyak benda disini, tentang, dakwah, tarbiyyah, akademik, ukhwah yang mengajar kearah redha Allah yang sebenar-benarnya.. Di akhir semester, ikatan ukhwah kami seolah tidak mahu berpisah, waktu tu rasanya waktu makan, minum, ibadah khusus dan study macam tak nak dilepaskan. banyak kenangan bersama membuat ku menangis dan ketawa sendirian.dimasa ini juga ku dipertemukan Allah seorang adik yang sangat ku sayang. mulanya ku ambil sebagai amanah tetapi lama-lama ia seperti satu kasih sayang yang semulajadi.hanya Allah mengetahui ujian yang ku tempuhi.

Kemudian, bila mengakhiri zaman belajar, zaman berpraktikal/kerjaya pula ku tempuhi.. memang menjadi cabaran untuk ku.. kerana sebelum ini aku rasa gembira dan izzah dikelilingi oleh sahabat yang sentiasa ingat kepada Allah. tetapi waktu ini, menguji samada ku akan terus istiqamah atau lemas dalam dunia yang penuh dosa ni. keranaku tahu diriku jua tidak kuat dan banyak dosa. 

Dalam kesamaran dan tenggelam timbul itu, adikku sentiasa ingatkan ku, yang tiada apa yang didunia ini akan kekal dan akan bersama dengan kita. yang ada hanya kita dan Allah. Hanya Diri sendiri dan Allah yang kesah apa yang berlaku.

Memasuki  alam pengajian sarjana ni lagi bertambahlah kesunyian itu.. dulu zaman degree bersama sahabat2, terasa diri ini sentiasa terisi dengan ilmu dan peringatan. adik ku pun sedang meneruskan pengajian di universitinya.. diakhir semester..ku doa semoga dia berjaya. memanglah.. sahabat yang datang akan pergi.. memang tiada siapa yang kesah tentang kita, melainkan diri sendiri.. tetapi kadang2 terasa diri ni memang sinonim dengan kesunyian.. ditinggal berseorangan.. tak lama lagi sahabat yang jadi teman sebilik akan berpindah ke jepun kerana buat attachment 1 tahun di sana.. 

Kadang-kadang bila ku ada masalah atau kebuntuan, ku akan berhubung dengan adikku, bertanya dan meminta nasihat. kebiasaanya, selalunya kita selalunya menanti nasihat-nasihat bahawa sahabat sentiasa bersamamu, jangan bersedih, tetapi adikku ini akan bagi peringatan nasihat yang lebih berfikiran jauh, sentiasa mengajak mengingati Allah,..bukan mengajak mengingati sahabat!.. huh, sebab itu ku katakan dia adalah adikku dunia dan akhirat! dia melengkapi apa yang tiada padaku. tetapi.. ku selalu membawa masalah kepadanya, membuat dirinya terguris hati akan kata-kataku yang tidak matang. terus terang, aku katakan walaupun adik ku lebih muda 2 tahun dari ku, tetapi dia memang hebat bagiku. doaku semoga kami diletakkan di syurga orang -orang yang mencintai kerana Allah.. yaAllah, biarkan ku tidak banyak sahabat, tetapi biar sahabat yang ada adalah sahabat yang mengingatkan ku kepadaMu. 

Keluarga ku yang kusayangi, walaupun tidak terbaik sempurna, tetapi ia bermakna untuk ku..ada mak, tok, abg2 n kakak.. walaupun tidak berada dekat sentiasa. kadang-kadang keluarga juga sebagai melengkap hidup ini.bila sahabat sudah jauh, keluargalah menjadi peneman. mereka sentiasa mengerti akan kelemahan diri ini. mak, maaf buat dirimu masih bersusah dihari tua, ku akan balas jasamu walauapapun jua. ayah, ku rindumu...walaupun hanya 16 tahun hidup bersamamu, kau tetap ku sayangi.Allah, tempatkanlah ayahku dikalangan orang yang beriman dan bertakwa. ampunilah dosa-dosanya. 

Begitulah perjalanan hidup sehingga sekarang, sehingga detik ini.. masih diberi nikmat bernafas dan memohon ampun dari Allah.. ya Allah, ku punya banyak dosa, ampunilah daku dan insan yang ku sayang... 

#pesanan untuk diri ku.. teruslah melangkah walaupun berseorangan, Allah sentiasa bersamamu.. selain Allah, semua akan datang dan pergi..sayang berpada-pada, benci jangan sekali-kali.. kerana takut kita akan membuat yang Maha Cemburu akan cemburu. selayaknya kepada yang lebih dipeduli dan di sayang adalah kepada yang Maha Kuasa dan Maha Pengasihani. 

Baru-baru ni pergi Forum perdana ustaz kazim dan ustaz roslan che ros sempena minggu karnival usahawan USM.ada persembahan dari student, mereka menyanyi lagu MANA MILIK KITA- rabbani..
waktu tu hanya Allah yang tahu, bahawa selama ni banyak hati ni menidakkan akan pemilik sebenar alam ini.. 
terimalah :

Mana milik kita
Tidak ada milik kita
Semua yang ada
Allah yang punya

Tidak ada kita punya
Kita hanya mengusahakan saja
Apa yang kita dapat
Allah sudah sediakannya

Kita Allah punya
Dunia ini ciptaan-Nya

Miliklah apa saja
Tidak terlepas dari ciptaan-Nya

Mana kita punya
Tidak ada kepunyaan kita

Kita hanya mengusahakan
Apa yang telah ada

Mengapa kita sombong
Memiliki Allah punya
Mengapa tidak malu
Kepada Allah yang empunya

Patut bersyukur kepada Allah
Yang memberi segalanya

Malulah kepada Allah
Kerana milik Ia punya

Janganlah berbangga
Apa yang ada pada kita
Kalau Allah tidak beri
Kita tidak punya apa-apa

Janganlah mengungkit
Mengungkit jasa kita
Jasa kita di sisi-Nya
Yang sebenarnya Allah punya

Marilah kita bersyukur
Bukan berbangga

Bersyukur kepada Allah
Bukan mengungkit jasa

Gunakanlah nikmat Allah itu
Untuk khidmat kepada-Nya
Selepas itu lupakan saja
Agar tidak mengungkit-ungkitnya

Tajuk Nasyid : Mana Milik Kita
Artis : Rabbani

Wednesday, December 7, 2011

Kata-kata renungan dari Salahuddin Al-Ayyubi:

1- Saya meminta KEKUATAN dan Allah memberi saya KESULITAN untuk membuatkan saya KUAT.
2- Saya bertanya tentang KEBIJAKSANAAN dan Allah memberikan saya MASALAH untuk DISELESAIKAN.
3- Saya meminta untuk KEMAKMURAN dan Allah memberikan saya FAKULTI dan TENAGA untuk BEKERJA.
4- Saya meminta KEBERANIAN dan Dia memberi saya BAHAYA untuk DIATASI.
5- Saya meminta CINTA dan Dia memberi saya orang-orang yang BERMASALAH untuk DIBANTU.
6- Saya meminta NIKMAT dan Dia memberikan saya PELUANG.
7- Saya TIDAK MINTA apa-apa untuk DIRI SAYA, tetapi saya MENERIMA semua yang saya PERLUKAN. 

"Hadiah yang berharga adalah nasihat yang baik" -

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
semenjak dua menjak ni, dalam mood kurang sihat dan kurang baik.. banyak kerja perlu diselesaikan.. tetiba batuk dan selsema...  ujian Allah.. tetiba rindu kat seseorang..teringat kenangan berjuang bersama untuk jadi baik dan beriman.. ujian Allah.. orang yang kita rindu seperti tidak memahami apa yang kita rasa, hurm.. maka diharungi hidup ini dengan linangan air mata dan hati yang menangis.. ujian Allah.. 

sentiasa berdoa diberikan hati yang baru seperti orang yang saya rindu tu... beliau memang sahabat yang baik [bila lihat mengingatkan kita kepada akhirat].. saya sayang dia.. tetapi saya tak berani cakap, sebab saya tidak cukup beriman macam dia.. dalam tulisan beliau menyebut.. sahabat dia adalah yang beriman kepada ALLAH.. tetapi saya rasa saya rapuh sangat.. bila diuji, sangat rapuh.. mudah mengalah dan rebah.. ya Allah.. 
saya tidak pandai menyimpan perasaan ini, kalau apa yang saya rasa..saya bagitahu dia.. tetapi seperti dia tidak ada apa perasaan.. saya tak berani nak cakap yang saya sayang kan dia... tetapi takut disalah ertikan.. 


ya Rabb, tunjukkanku jalan.. ya Allah.. sampaikan rasa sayang dan rindu ini kepadanya.. (T_T)

Friday, December 2, 2011

~R.E.M.I.N.D.E.R~


Assalamualaikum..

perkongsian bersama untuk kita, set reminder kat minda dan telefon bimbit masing-masing.. akan tarikh-tarikh penting ni~

wassalam..

Fadilat Puasa Assyura

Alhamdulillah, saat ini kita telah berada di bulan Muharram. Mungkin masih banyak yang belum tahu amalan apa saja yang dianjurkan di bulan ini, terutama mengenai amalan puasa. Insya Allah kita akan membahasnya pada tulisan kali ini. Semoga bermanfaat.

Dianjurkan Banyak Berpuasa di Bulan Muharram
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendorong kita untuk banyak melakukan puasa pada bulan tersebut sebagaimana sabdanya,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah - Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.”[1]
An Nawawi -rahimahullah- menjelaskan, “Hadits ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah pada bulan Muharram.”[2]

Lalu mengapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diketahui banyak berpuasa di bulan Sya’ban bukan malah bulan Muharram? Ada dua jawaban yang dikemukakan oleh An Nawawi.

Pertama: Mungkin saja Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam baru mengetahui keutamaan banyak berpuasa di bulan Muharram di akhir hayat hidup beliau.

Kedua: Boleh jadi pula beliau memiliki udzur ketika berada di bulan Muharram (seperti bersafar atau sakit) sehingga tidak sempat menunaikan banyak puasa pada bulan Muharram.[3]
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Puasa yang paling utama di antara bulan-bulan haram (Dzulqo’dah, Dzulhijah, Muharram, Rajab -pen) adalah puasa di bulan Muharram (syahrullah).”[4]
Sesuai penjelasan Ibnu Rajab, puasa sunnah (tathowwu’) ada dua macam:

Puasa sunnah muthlaq. Sebaik-baik puasa sunnah muthlaq adalah puasa di bulan Muharram.

Puasa sunnah sebelum dan sesudah yang mengiringi puasa wajib di bulan Ramadhan. Ini bukan dinamakan puasa sunnah muthlaq. Contoh puasa ini adalah puasa enam hari di bulan Syawal.[5]

Di antara sahabat yang gemar melakukan puasa pada bulan-bulan haram (termasuk bulan haram adalah Muharram) yaitu ‘Umar, Aisyah dan Abu Tholhah. Bahkan Ibnu ‘Umar dan Al Hasan Al Bashri gemar melakukan puasa pada setiap bulan haram.[6] Bulan haram adalah bulan Dzulqo’dah, Dzulhijah, Muharram dan Rajab.

Puasa yang Utama di Bulan Muharram adalah Puasa ‘Asyura

Dari hari-hari yang sebulan itu, puasa yang paling ditekankan untuk dilakukan adalah puasa pada hari ’Asyura’ yaitu pada tanggal 10 Muharram[7]. Berpuasa pada hari tersebut akan menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu. Abu Qotadah Al Anshoriy berkata,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.”[8]

An Nawawi -rahimahullah- mengatakan, “Para ulama sepakat, hukum melaksanakan puasa ‘Asyura untuk saat ini (setelah diwajibkannya puasa Ramadhan, -pen) adalah sunnah dan bukan wajib.”[9]

Sejarah Pelaksanaan Puasa ‘Asyura[10]

Tahapan pertama: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa ‘Asyura di Makkah dan beliau tidak perintahkan yang lain untuk melakukannya.

Dari ’Aisyah -radhiyallahu ’anha-, beliau berkata,
كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِى الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِصلى الله عليه وسلميَصُومُهُ ، فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ
Di zaman jahiliyah dahulu, orang Quraisy biasa melakukan puasa ’Asyura.Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam juga melakukan puasa tersebut. Tatkala tiba di Madinah, beliau melakukan puasa tersebut dan memerintahkan yang lain untuk melakukannya. Namun tatkala puasa Ramadhan diwajibkan, beliau meninggalkan puasa ’Asyura. (Lalu beliau mengatakan:) Barangsiapa yang mau, silakan berpuasa. Barangsiapa yang mau, silakan meninggalkannya (tidak berpuasa).”[11]

Tahapan kedua: Ketika tiba di Madinah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammelihat Ahlul Kitab melakukan puasa ‘Asyura dan memuliakan hari tersebut. Lalu beliau pun ikut berpuasa ketika itu. Kemudian ketika itu, beliau memerintahkan pada para sahabat untuk ikut berpuasa. Melakukan puasa ‘Asyura ketika itu semakin ditekankan perintahnya. Sampai-sampai para sahabat memerintah anak-anak kecil untuk turut berpuasa.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma, beliau berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِى تَصُومُونَهُ ». فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ ». فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.

Ketika tiba di Madinah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendapati orang-orang Yahudi melakukan puasa ’Asyura. Kemudian Rasulullahshallallahu ’alaihi wa sallam bertanya, ”Hari yang kalian bepuasa ini adalah hari apa?” Orang-orang Yahudi tersebut menjawab, ”Ini adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya. Ketika itu pula Fir’aun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada hari ini”. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam lantas berkata, ”Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian.”. Lalu setelah itu Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa.”[12]

Apakah ini berarti Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam meniru-niru (tasyabbuh dengan) Yahudi?

An Nawawi –rahimahullah- menjelaskan, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallambiasa melakukan puasa ’Asyura di Makkah sebagaimana dilakukan pula oleh orang-orang Quraisy. Kemudian Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam tiba di Madinah dan menemukan orang Yahudi melakukan puasa ‘Asyura, lalu beliaushallallahu ’alaihi wa sallam pun ikut melakukannya. Namun beliau melakukan puasa ini berdasarkan wahyu, berita mutawatir (dari jalur yang sangat banyak), atau dari ijtihad beliau, dan bukan semata-mata berita salah seorang dari mereka (orang Yahudi). Wallahu a’lam.”[13]

Para ulama berselisih pendapat apakah puasa ‘Asyura sebelum diwajibkan puasa Ramadhan dihukumi wajib ataukah sunnah mu’akkad? Di sini ada dua pendapat:

Pendapat pertama: Sebelum diwajibkan puasa Ramadhan, pada masa tahapan kedua, puasa ‘Asyura dihukumi wajib. Ini adalah pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan Abu Bakr Al Atsrom.

Pendapat kedua: Pada masa tahapan kedua ini, puasa ‘Asyura dihukumi sunnah mu’akkad. Ini adalah pendapat Imam Asy Syafi’i dan kebanyakan dari ulama Hambali.[14]

Namun yang jelas setelah datang puasa Ramadhan, puasa ‘Asyura tidaklah diwajibkan lagi dan dinilai sunnah. Hal ini telah menjadi kesepakatan para ulama sebagaimana disebutkan oleh An Nawawi -rahimahullah-.[15]

Tahapan ketiga: Ketika diwajibkannya puasa Ramadhan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidakmemerintahkan para sahabat untuk berpuasa ‘Asyura dan tidak terlalu menekankannya. Nabishallallahu ’alaihi wa sallammengatakan bahwa siapa yang ingin berpuasa, silakan dan siapa yang tidak ingin berpuasa, silakan. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh ’Aisyah radhiyallahu ’anha dalam hadits yang telah lewat dan dikatakan pula oleh Ibnu ’Umar berikut ini. Ibnu ’Umar -radhiyallahu ’anhuma- mengatakan,

أَنَّ أَهْلَ الْجَاهِلِيَّةِ كَانُوا يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَامَهُ وَالْمُسْلِمُونَ قَبْلَ أَنْ يُفْتَرَضَ رَمَضَانُ فَلَمَّا افْتُرِضَ رَمَضَانُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ عَاشُورَاءَ يَوْمٌ مِنْ أَيَّامِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ.
Sesungguhnya orang-orang Jahiliyah biasa melakukan puasa pada hari ’Asyura. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pun melakukan puasa tersebut sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan, begitu pula kaum muslimin saat itu. Tatkala Ramadhan diwajibkan, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mengatakan: Sesungguhnya hari Asyura adalah hari di antara hari-hari Allah. Barangsiapa yang ingin berpuasa, silakan berpuasa. Barangsiapa meninggalkannya juga silakan.”[16]

Ibnu Rajab -rahimahullah- mengatakan, “Setiap hadits yang serupa dengan ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memerintahkan lagi untuk melakukan puasa ‘Asyura setelah diwajibkannya puasa Ramadhan. Akan tetapi, beliau meninggalkan hal ini tanpa melarang jika ada yang masih tetap melaksanakannya. Jika puasa ‘Asyura sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan dikatakan wajib, maka selanjutnya apakah jika hukum wajib di sini dihapus (dinaskh) akan beralih menjadi mustahab (disunnahkan)? Hal ini terdapat perselisihan di antara para ulama.

Begitu pula jika hukum puasa ‘Asyura sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan adalah sunnah muakkad, maka ada ulama yang mengatakan bahwa hukum puasa Asyura beralih menjadi sunnah saja tanpa muakkad (ditekankan). Oleh karenanya, Qois bin Sa’ad mengatakan, “Kami masih tetap melakukannya.”[17]

Intinya, puasa ‘Asyura setelah diwajibkannya puasa Ramadhan masih tetap dianjurkan (disunnahkan).

Tahapan keempat: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertekad di akhir umurnya untuk melaksanakan puasa Asyura tidak bersendirian, namun diikutsertakan dengan puasa pada hari lainnya. Tujuannya adalah untuk menyelisihi puasa Asyura yang dilakukan oleh Ahlul Kitab.
Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.
Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ - إِنْ شَاءَ اللَّهُ - صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,
فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.”[18]

Menambahkan Puasa 9 Muharram

Sebagaimana dijelaskan di atas (pada hadits Ibnu Abbas) bahwa di akhir umurnya, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bertekad untuk menambah puasa pada hari kesembilan Muharram untuk menyelisihi Ahlu Kitab. Namun beliau sudah keburu meninggal sehingga beliau belum sempat melakukan puasa pada hari itu.

Lalu bagaimana hukum menambahkan puasa pada hari kesembilan Muharram? Berikut kami sarikan penjelasan An Nawawi rahimahullah.
Imam Asy Syafi’i dan ulama Syafi’iyyah, Imam Ahmad, Ishaq dan selainnya mengatakan bahwa dianjurkan (disunnahkan) berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh sekaligus; karena Nabishallallahu ’alaihi wa sallamberpuasa pada hari kesepuluh dan berniat (berkeinginan) berpuasa juga pada hari kesembilan.

Apa hikmah Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menambah puasa pada hari kesembilan? An Nawawirahimahullah melanjutkan penjelasannya.
Sebagian ulama mengatakan bahwa sebab Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berpuasa pada hari kesepuluh sekaligus kesembilan agar tidak tasyabbuh(menyerupai) orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja. Dalam hadits Ibnu Abbas juga terdapat isyarat mengenai hal ini. Ada juga yang mengatakan bahwa hal ini untuk kehati-hatian, siapa tahu salah dalam penentuan hari ’Asyura’ (tanggal 10 Muharram). Pendapat yang menyatakan bahwa Nabi menambah hari kesembilan agar tidak menyerupai puasa Yahudi adalah pendapat yang lebih kuat. Wallahu a’lam.[19]
Ibnu Rojab mengatakan, ”Di antara ulama yang menganjurkan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram sekaligus adalah Imam Asy Syafi’i, Imam Ahmad, dan Ishaq. Adapun Imam Abu Hanifah menganggap makruh jika seseorang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja.”[20]

Intinya, kita lebih baik berpuasa dua hari sekaligus yaitu pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Karena dalam melakukan puasa ‘Asyura ada dua tingkatan yaitu:Tingkatan yang lebih sempurna adalah berpuasa pada 9 dan 10 Muharram sekaligus.Tingkatan di bawahnya adalah berpuasa pada 10 Muharram saja.[21]

Puasa 9, 10, dan 11 Muharram

Sebagian ulama berpendapat tentang dianjurkannya berpuasa pada hari ke-9, 10, dan 11 Muharram. 
Inilah yang dianggap sebagai tingkatan lain dalam melakukan puasa Asy Syura[22]. Mereka berdalil dengan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma. Nabi shallallahu ’alaihi wa sallambersabda,
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْماً أَوْ بَعْدَهُ يَوْماً
Puasalah pada hari ’Asyura’ (10 Muharram) dan selisilah Yahudi. Puasalah pada hari sebelumnya atau hari sesudahnya.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya, Ibnu Khuzaimah, Ibnu ’Adiy, Al Baihaqiy, Al Bazzar, Ath Thohawiy dan Al Hamidiy, namun sanadnya dho’if (lemah). Di dalam sanad tersebut terdapat Ibnu Abi Laila -yang nama aslinya Muhammad bin Abdur Rahman-, hafalannya dinilai jelek. Juga terdapat Daud bin ’Ali. Dia tidak dikatakan tsiqoh kecuali oleh Ibnu Hibban. Beliau berkata, ”Daud kadang yukhti’ (keliru).” Adz Dzahabiy mengatakan bahwa hadits ini tidak bisa dijadikan hujjah (dalil).
Namun, terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Abdur Rozaq, Ath Thohawiy dalam Ma’anil Atsar, dan juga Al Baihaqi, dari jalan Ibnu Juraij dari ’Atho’ dari Ibnu Abbas. Beliau radhiyallahu ’anhuma berkata,
خَالِفُوْا اليَهُوْدَ وَصُوْمُوْا التَّاسِعَ وَالعَاشِرَ
Selisilah Yahudi. Puasalah pada hari kesembilan dan kesepuluh Muharram.” Sanad hadits ini adalahshohih, namun diriwayatkan secara mauquf (hanya dinilai sebagai perkataan sahabat). [23]
Catatan: Jika ragu dalam penentuan awal Muharram, maka boleh ditambahkan dengan berpuasa pada tanggal 11 Muharram.

Imam Ahmad -rahimahullah- mengatakan, ”Jika ragu mengenai penentuan awal Muharram, maka boleh berpuasa pada tiga hari (hari 9, 10, dan 11 Muharram, pen) untuk kehati-hatian.”[24]

Sebagai Motivasi

Semoga kita terdorong untuk melakukan puasa Asyura. Cukup ayat ini sebagai renungan. Allah Ta’alaberfirman,

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ
(Kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu”.” (QS. Al Haqqah: 24)
Mujahid dan selainnya mengatakan, ”Ayat ini turun pada orang yang berpuasa. Barangsiapa meninggalkan makan, minum, dan syahwatnya karena Allah, maka Allah akan memberi ganti dengan makanan dan minuman yang lebih baik, serta akan mendapat ganti dengan pasangan di akhirat yang kekal (tidak mati).”[25] Inilah balasan untuk orang yang gemar berpuasa.
Insya Allah tanggal 9 dan 10 Muharram tahun ini bertepatan dengan tanggal  5 dan 6 Desember 2011.

Semoga Allah memudahkan kita untuk melakukan amalan puasa ini. Hanya Allah yang memberi taufik.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Artikel http://rumaysho.com

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails